Jalan-jalan ke Vietnam dan Kamboja 2024


As usual, ini cuma buat dokumentasi pribadi biar gak lupa. Udah ke mana aja dan ngapain aja selama di Vietnam dan Kamboja.

Vietnam

Pertama-tama ke Hanoi duluan. Jadi kita akan ke utara lalu ke selatan. Tiba di bandara Hanoi to Sapa, langsung naik sleeper bus naik Sao Viet. Cari info sana-sini, Sao Viet ini yang recommended secara seat dan ada toilet di busnya.

Sleeper Bus Hanoi-Sapa Around Pk.23.00 – 05.00

International Lobby:

Please head outside the arrival hall to (1st floor, Arrival A1, Column 17 )

Nanti akan dijemput pakai minivan untuk menuju ke lokasi busnya.

Pas berangkat ini, tidur di bagian bawah. Jujur gak bisa tidur karena berisik mesinnya. Merem melek selama kurang lebih 6 jam, lalu bangun pagi udah sampai di Sa Pa. Kita lanjut ke Hotel Sapa Centre. Karena udah pesan untuk diantar ke hotel, jadi dianterin dari lokasi Sao Viet office ke Sapa Centre Hotel.

Cari sarapan, ngopi Cong Ca Phe, dan muter-muter di danau buat foto-foto. Lalu ke Cat Cat Village. Naik ojek pangkalan one way 50.000 VND. Sa Pa memang sejuk tapi kalo dibawa muter turun naik tangga di Cat Cat Village, asli keringetan juga haha. Baliknya langsung ke Viettrekking Cafe yang recommended viewnya. Ojek pangkalannya 50.000 VND lagi.

Ke Sa Pa, pastinya ke Fansipan juga dong. Kabutnya luar biasa pas ke sana haha. Walaupun zonk tapi pengalaman lah udah pernah ke puncak Fansipan bersama angin dan kabut. Main ke another cafe, White Cloud Cafe. Jajan pinggir jalan. And then balik to Hanoi. Nah, gak tau missed di mana. Kan kita udah request minivan untuk pickup kita ke Sapa Centre tapi sampai jam tiba, masih belum dijemput. WA slowres, alhasil kita naik taksi sendiri dah ke Sao Viet officenya. Untung masih kekejer jadwal bus kita tuh udah mau berangkat. Gradak gruduk dah. Kali ini tidur di bunk bed bagian atas. Lebih berasa nih goyangannya. Yang susah tidur, minum antimo deh, biar bisa ngantuk hahaha..

Di Hanoi ngapain aja?

Kulineran, foto-foto di St Joseph Cathedral, ngopi cantik Note Cafe, ngeliatin danau, main ke westlake pagoda dan lotte mallnya buat ngadem, sorenya ketemuan local friend dan nungguin kereta lewat di Hanoi Train Street. Macam turis katrok ngevideoin kereta lewat.

Untungnya kemarin udah keliling-keliling, karena hari ke-dua di Hanoi ini lumayan lama perjalanan PP Incense Village Quang Phu Cau. Seperti yang udah dilihat di Tiktok, ini emang harus pinter cari angle, naik tangga segala, biar bagus angle fotonya.

Hanoi to Da Lat

Tiba di Da Lat, berasa ademnya, sejuknya, vibesnya tuh chill and cozy. Sebagai anak INFJ dan Capricorn yang planningnya A-Z, aku udah cari tahu opsi yang lebih murah daripada Grab.

Lado Taxi 165.000 VND dari bandara ke kota (radiusnya 35km) jadi gak pake argo. Kalo mau balik juga bisa chat WA nanti mereka akan tanya alamat kita dan kasih harganya. Which is lagi-lagi lebih murah daripada Grab. Nah, laundry di Da Lat tuh lebih murah kalo menurut aku tanya-tanya ke beberapa laundry based on google map. 12.000/kg. Jadilah laundry di dekat homestay deh. Sewa motor akhirnya sama pemilik homestay kita soalnya harganya ternyata sama dengan sewa motor di luar. Yodah, kan lebih gampang juga, gak repot pickup dan baliki motor. Jadi sewa motor sama homestay owner kita aja di 150.000/day.

Selama di Da Lat ke mana?

Stay di Selena Da Lat Yersin Homestay. Da Lat Railway Station, Still Cafe, Area Go Da Lat dan sekitarnya, makan com ga (broken rice dengan ayam enak), Datanla, Xom Leo, Reply1994 Cafe, Jju Cafe, Huang Hon Persimmon Cafe, Tiem Ca Phe Tui Mo To dan Cheo Veooo, nyobain avocado ice cream, night market.

Da Lat to Ho Chi Minh City

Btw kalo di Vietnam, harus buka sepatu ya, sepatunya discan dulu hihi.. Sebenernya udah banyak riset bus 152 atau 109 segala macem harga dan rutenya udah tau semua, tapi karena rempong dan karena cek harga Grab patungan, gak beda jauh sama bus. Mending naik Grab. Kalo naik Grab, keluar bandara jalan lurus nyeberang nanti cari aja tulisan pillar 5. Nanti keliatan tempat orang-orang nunggu mobil Grab/Taksi gitu dah. Kasih tau aja kamu di pillar nomor berapa ke drivernya.

Di Saigon ngapain?

Stay di The Hotel Nicecy. Ketemu temen local, muterin sekitar Bach Dang Wharf dan sekitarnya seperti opera house situ. Ke Ben Thanh Market. Jolibee Pasteur. Tan Dinh Church. Book Street & Saigon Central Post Office. Big C. To be honest, walaupun Big C nya gede tapi ada rasa bingung juga mau beli apa. Nyesuaiin budget yang udah tipis wkwkk.. Menurutku harga stamp postcardnya juga agak pricey ngirim ke negara ASEAN tuh satu harga. Kalo gak salah inget, pas ngirim postcard dari Jeju ke Indo, aku sempet ngerasa wah lebih murah.

HCMC to Phu Quoc

Stay di Sleepbox Hostel Phuquoc. Menurutku ini agak kureng ya dibandingkan yang lain. AC nya gak dingin. Trus sempet bocor, receptionistnya gak bisa Bahasa Inggris. Gak ditawarin pindah kamar, sampai kami yang harus minta pindah kamar. Bocornya parah wehh, masa dipaksa tetep stay di kamar itu? Gak mungkin. Trus menurutku kebersihannya bisa ditingkatkan. Di Phu Quoc naik VinBus 17 hijau aja. Free! Kalau mau cek jadwal timetable bisa donlot apps nya.

Di Phu Quoc yang panas itu, ke mana aja?

Emang gak mau ke banyak tempat sih. Cuma ke sekitaran night market, grand world, dan sunset town aja. Makanya sewa motornya juga cuma 4 jam buat ngider ke sunset town doang.

Phu Quoc to Phnom Penh

Ke bandara, lagi-lagi naik VinBus si hijau gratisan ini membantu banget.

Nah, di Phnom Penh ngapain aja?

Stay di 4 Rivers Hotel, lokasinya strategis sih. Di sana gampang cari tuktuk dari Grab aja. Tapi puyengnya di Kamboja tuh dua currency riel dan USD jadi harus itung-itungan hahaha. Kan bawa USD tuh, pecahan 100 USD nahh pas beli simcard 5 USD, kaga ada kembaliannya. Jadilah tuh mulai drama nuker duit di Sevel, beli beberapa item, trus kembaliannya dicampur ada USD dan Riel. Day 1 masih culture shock wkwkk.. Baru akhirnya bisa itung-itungan sendiri. 1 riel 4 rupiah. 1 usd 16.000 rupiah. USD ke riel berapa hayooo? 1 USD 4.000 riel. Oh ya, di sana sebenernya iseng aja karena sekalian udah ke Vietnam. Gak ke Angkor Wat juga karena gak cukup waktunya. Cuma muter-muter. Riverwalk Night Market, AEON, The elysee, Central Market, Royal Palace, Independence Monument, dan Wat-Wat yang kami lewati sepanjang jalan.

So, it’s time to go home.

Keliling Kuala Lumpur dan Penang


Keliling Kuala Lumpur dan Penang dengan Uber!

Tahun 2017 pun ditutup dengan trip ke Malaysia. Ceritanya agak dadakan nih. Karena dibayarin ya sudah cabss.. Pakai acara perpanjang paspor dulu di Tubagus Angke lewat aplikasi antrian paspor. Untungnya dapat jadwal yang cocok tanpa menunggu terlalu lama.

Keliling dengan Uber adalah pengalaman pertama. Jika biasanya naik transportasi umum, keliling dengan Uber juga membawa pengalaman tersendiri.

Jadi karena pergi berempat, membawa orang tua, dan setelah melihat rute ternyata lebih hemat waktu menggunakan Uber, jadinya kami memutuskan untuk menggunakan moda ini untuk transportasi kami.

Rute perjalanan ditempuh dari CGK-KL (Promo KLM). Dari KLIA berpindah naik KLIA Ekspress menuju KLIA2. Hari sudah tengah malam saat tiba, agendanya beli simcard which is Tunetalk. Minta ampun deh makcik yang jaga counter kayak error gitu. Berkali-kali kebingungan menanyakan “Ini sudah belum ya?” “Ini tadi yang nomor berapa ya?” “Ini kenapa saldonya segini ya?” Laahh situ yang setting-in tapi bingung sendiri. Mana kita tahu.. Astaga! Setelah menguji kesabaran di antara rasa kantuk, kami akhirnya bisa menginap semalam di Capsule by Container Hotel di KLIA2 sambil menunggu flight ke Penang KL-Pen (Air Asia). Setelah subuh, kami bangun untuk mandi dan checkout. Menuju counter Air Asia Domestic lalu sarapan bubur dulu di KFC. Asli itu buburnya tawar pake banget. Udah coba diracik ini itu, nggak nafsu makan haha.. Buat ngisi perut doank biar nggak masuk angin.

Flight to Penang …………………..

22 Desember 2017. And finally we arrived! Untuk pertama kalinya ke sini. Rencananya akan menghabiskan waktu di Georgetown dengan keliling menikmati mural art dan wisata kuliner.

Setelah ambil bagasi, kami menuju ke luar dan pertama kalinya memesan Uber dengan Uber XL tentunya karena bawaan bagasi kami yang cukup banyak dan besar. Kami menginap di Maritime Suites.

Ayo, yang mau pakai Airbnb for the first time, bisa gunakan referral code aku:

http://www.airbnb.com/c/nnatalia34

Pengalaman berikutnya dengan Uber, it’s really simple. Tinggal pilih pick up point di depan Starbucks Maritime Suites, tanpa menunggu lama driver Uber akan tiba tanpa banyak tanya. Mereka bahkan nggak chat menanyakan posisi, pakai baju warna apa, mohon ditunggu, dan sebagainya. Tiba-tiba sudah datang aja. Hehe.. Beberapa kali sih memang sempat ada yang chat juga. Overall lancar!

Kalau naik Uber itu bisa ngobrol dan sharing dengan drivernya. Banyak yang cerita mulai dari seputar Penang, cerita orangtua dari Indonesia, keturunan Chinese tapi nggak bisa bicara Mandarin, dan ini itu.

Back to Maritime Suites. Tempatnya oke, apartmentnya luas, nyaman, hanya saja kekurangannya bakal rada berisik malam hari karena di bawah itu resto dan penuh dengan musik di malam hari. Mungkin karena stay di lantai 4 sehingga musiknya masih kedengaran. Kalau lantai atas bakalan lebih enak kali yaa..

Itinerary kami pertama adalah mengunjungi mural art. Penang is very famous for it’s mural art.

baisikal.jpg

Saya nak duduk basikal juga, awak maju sikit lah

Selain itu kami ke Goddess of Mercy Temple keren karena banyak burung beterbangan, jadinya berasa dramatis, Chew Jetty yang tidak terlalu luas keunikannya pada rumah-rumah penduduknya, dan Avatar Secret Garden. Sayang sekali untuk Avatar Secret Garden belum terlalu gelap jadi menunggu cukup lama sampai lampunya menyala. Datanglah after dark ke sini.

avatar.jpg

Tuh langitnya masih terang jadi kurang kontras dengan lampunya

Wisata kuliner di New Lane Hawker Center ternyata tempatnya tidak seluas yang saya bayangkan tapi cukup ramai dengan foodstall dengan makanan khas Malaysia dan Asia Tenggara sekitarnya.

Hari ke-2

23 Desember 2017. Makan asal laksa Air Itam, famous Theochew Chendul (yang antriannya panjang banget di pinggir jalan tapi cepat kok. Dan soal rasa sih biasa saja ternyata haha), dan mengunjungi Kek Lok Si Temple sebelum menuju ke Ferry menyeberang dan melanjutkan ke Kuala Lumpur naik ETS. Nah, hari ini kami keliling naik UberXL dengan sistem seharian pakai fare. Jadi nggak perlu geret-geret koper naik turun setiap tempat.

 

charkwetiau

Yang paling enak si Char Kwetiaunya sihhh

 

Kalau berangkatnya pakai pesawat, maka pulangnya kami ingin mencoba naik kereta haha.. Sekitar 4 juam dari Butterworth Station. Caranya pertama menyeberang dulu naik Ferry dari Penang Islandnya ke Butterworth. Sekitar 15 menitan kok. Dari Butterworth nanti kita akan naik shuttle bus ke Butterworth Station. Dari sana tanyalah orang di mana menunggu kereta untuk naik ETS. Sebelumnya kami sudah beli online tiket keretanya. Jadi begitu sampai tinggal duduk cantik menunggu jadwal kereta tiba.

ferry

Kalau dari Penang Island ke Butterworth, naik ferry gratis lho!

 

 

Hari semakin sore dan akhirnya jadwal keretapun tiba. Kami berangkat sekitar Pk.18.00 dan sampai di KL Sentral sekitar Pk.22.00. Lagi-lagi mau naik Uber, tapi ada kendala gara-gara pas dibuka lho kok nggak muncul Uber XL. Kalau Uber biasa tidak muat menanggung beban 4 koper gede kami. Akhirnya naik taksi van. Caranya naik taksi di pangkalan taksi sini cukup mudah. Datangi loket taksi dan nanti bilang mau ke mana. Kamu akan diminta membayar di loket. Jadi tidak perlu bayar lagi ke sopirnya. Nggak usah takut diketok atau argo kuda dehhh..

Oh ya terkait Uber itu, ternyata kedodolan kami, mesti diklik-klik dulu moda transportnya baru deh muncul Uber XL. Ceritanya ke-hidden gitu. Abisnya sihh ke-hidden. Fyuuhh.. Dasar.

Di KL, kami menginap di Regalia Suites yang juga cukup mudah dicapai sepertinya, karena lagi-lagi driver Uber tidak ada yang banyak tanya ini itu, tinggal ikutin GPS dan enaknya di sini sudah ada drop off dan pick up area yang jelas. Banyak lho wisatawan yang menginap di sini. Beberapa kali bertemu wisatawan. Oh ya, di bawah juga ada mesin isi ulang air haha.. Biar lebih murah lumayan sih 20 sen untuk 1 liter. Ketagihan isi ulang air deh. Lumayan berhemat sedikit lahh wkwkwk..

Ok kembali ke itinerary.

Hari ke-3

24 Desember 2017. Pagi-pagi sudah menuju Berjaya Times Square Hotel West Wing di mana kami akan naik mini van menuju Colmar Tropicale. Sebelum ke sini, sebaiknya kalian beli online dulu tiketnya biar nggak kehabisan. Apalagi di hari libur pasti ramai. Kalau untuk detailnya bisa langsung ke web Colmar Tropicale. Nggak usah nginep kalau ke sini. Malahan nggak usah lama-lama haha.. Soalnya tempatnya lebih sempit dari dugaanku. Jadi nggak bakal perlu berlama-lama deh di sini. Oh ya, tiketnya sudah include Japanese Village yang juga biasa saja. Sayang deh tempatnya kayak nggak terawat gitu ckckck..

Sorenya balik ke Berjaya Times Square lagi, jadi makan malam di mallnya. Rameee benerrr.. Mungkin karena lagi libur Natal dan Tahun Baru.

Karena masih ada waktu menjelang malam, mampir dulu ke Twin Tower ahahah.. Ehh tahu-tahu malamnya hujan deh. Kalau tahu bakalan hujan, mendingan buru-buru balik. Karena hujan, nggak dapat Uber maupun Grab. Jadinya naik taksi dan farenya cukup tinggi lho.

colmar.jpg

The famous Colmar Tropicale

 

Hari ke-4

25 Desember 2017. Agenda hari ini adalah ke Sultan Abdul Samad Building, Central Market, Kasturi Walk, Chinatown, dan seterusnya. FYI beli oleh-oleh di Central Market lebih mahal dibanding minimarket-minimarket di pinggir jalan. Kecuali kalau ada paketan diskon kayak coklat Berryl’s yang kita dapat memang lebih murah.

fish

Nih contohnya di Central Market 10RM, di minimarket 7,5RM.

Karena tangan sudah dihiasi jinjingan oleh-oleh, maka kita balik dulu ke apartment untuk beristirahat sejenak sebelum kembali jalan-jalan dan dinner di Alor.

Ehh ternyata oh ternyata cuaca mendung huhu.. Jadinya kami ke Pavillion dulu. Dekorasi Natalnya keren deh. Sambil menunggu cuaca mendingan, kami keliling mall. Namun sayangnya hujan terus turun. Jadinya batal dinner di Alor. Huhu..

Hari ke-5

Demikianlah perjalanan kami dan hari ini kembali dari KL-CGK (Promo KLM).

Let’s watch the video:

 

 

Lombok yang Penuh Perjuangan


Perjalanan kali ini butuh perjuangan, dengan cobaan.

Berawal dari pemesanan Lion Air 4 orang rute Jakarta Lombok 20 Februari 2015 JT654 jam 05.00 dimundurkan jadi JT656 jam 09.05. Dari pemindahan jadwal tersebut pun sebenarnya saya sudah rugi waktu sebanyak 4 jam. Saya akan bepergian ke Lombok untuk liburan. Namun, tidak masalah lah, bisa dimengerti. Kami pun mengubah schedule dan ‘mengorbankan’ beberapa tujuan wisata terhapus dari daftar itinerary kami.

19 Februari 2015 Kami mencoba menghubungi call center Lion Air dan mendapat kekecewaan.

Ternyata berita delay Lion Air muncul di TV dan parahnya sampai tanggal 19 Februari 2015 malam pun delay semakin menjadi-jadi tanpa ada penjelasan SAMA SEKALI dari Lion Air. Ketika call center Lion Air kami hubungi, mereka tidak bisa memberikan jawaban apapun. TANPA KEJELASAN, kami pun kebingungan. Kalau memang tidak bisa, ya dikasih tahu donk biar kami bisa cancel flight dan mencari pesawat lain. Di dalam kebingungan dan ketidakpastian kami sebenarnya mau cancel penerbangan Lion dan memesan tiket maskapai Garuda. Namun dari pihak call center Lion Air menyatakan bahwa jika kami cancel maka biaya akan terpotong 80% dan yang kembali hanya 20%. Padahal yang salah dalam kasus long delay ini kan Lion Air. Tapi lagi-lagi konsumen tidak diberikan pilihan. Konsumen hanya bisa memilih kehilangan 80% biaya tiket atau menunggu ketidakpastian flight (dua-duanya pilihan yang MERUGIKAN).

Alhasil, kami berharap agar penerbangan besok 20 Februari 2015 bisa normal. Dengan ketidakpastian, kami pun pasrah. Kami pun beranjak tidur, mengingat hari sudah hampir tengah malam mengurusi Lion Air. Besok paginya kami berangkat lebih awal gara-gara KETIDAKPASTIAN dari Lion Air.

20 Februari 2015, terminal 3 Soetta.

Kondisi di dalam terminal, nampak sekelompok penumpang yang menjadi korban Lion Air. Di check in counter tidak nampak satupun petugas Lion Air, termasuk di depan gate ruang tunggu bahkan tidak ada pemeriksaan scan dan loket Lion Air tutup. Penerbangan domestik Air Asia (sesama terminal 3) ikut terkena imbas.

Melihat tidak ada tanda-tanda kehidupan dari petugas Lion Air, antara kepanikan dan stress kami membooking pesawat lain yang berangkat di siang hari. Kamipun harus repot berpindah ke terminal 1C. Sungguh perjalanan ke Lombok yang sulit 😦

Gara-gara itu, selain rugi tiket, kami harus stress, panik, bingung, rugi waktu, rugi biaya tur, rugi hotel, kerepotan menyusun itinerary, tempat wisata yang harusnya bisa kami kunjungi alhasil gagal total, dll. Saat di Lombok pun, karena kacaunya jadwal penerbangan, berimbas secara keseluruhan pada jadwal liburan di Lombok. Kami harus mengeluarkan banyak biaya ekstra seperti harus mencharter boat akibat keterlambatan schedule. Semua imbas dari kasus Lion Air ini.

Saya sangat menyayangkan, seandainya saja dari Lion Air memberikan statement dari awal, tidak menggantungkan nasib penumpang. Kompensasi Rp. 300.000 dari Lion Air itu tidak ada artinya dibanding kerugian yang kami alami. Liburan kali ini pun jadi tidak menyenangkan lagi. Thanks Lion Air for ruining our mood, our schedule, our vacation. Oh ya, penggantian dananya pun masih harus menunggu sangat lama hingga 2 bulan. Itupun kalau lancar, nah kalau tidak lancar? Siapa lagi yang repot? Konsumen.

Dan sampai sekarang sepertinya belum ada tindakan tegas atas kasus ini. Nampaknya peristiwa ini akan dilupakan begitu saja seiring berjalannya waktu.

***

Loncat ke Lombok

airport

Thanks to Citilink, kami bisa tiba di Bandar Udara Internasional Lombok – Praya (setelah transit di Juanda Surabaya). Akhirnyaaaa cita-cita dari dulu mau ke Lombok, kesampaian juga. Kami sudah memesan rental mobil. Driver sudah menunggu di luar. Tiba di sana, karena jadwal yang sudah maghrib tidak memungkinkan kami pergi ke Gili Trawangan via Bangsal. Padahal itinerary hari pertama kami seharusnya bisa ke sana dari siang hari. Hari pertama pun berlalu begitu saja hanya diisi dengan kegiatan di Mataram seperti makan malam dan mampir di toko.

hotel bumi aditya

Menginap di Hotel Bumi Aditya daerah Senggigi (250.000/malam AC, include breakfast). Dari pinggir jalan sudah terlihat papan besar bertuliskan Bumi Aditya. 100 meter memasuki gang kecil yang kurang penerangan. Pemandangan halaman lumayan bagus, tapi kamarnya tidak terlalu bersih. Lantainya terasa agak kurang nyaman diinjak, sebaiknya Anda membawa sandal dalam ruangan. Sarung bantalnya pun tercium aroma yang kurang menyenangkan.

Tidak terlalu masalah karena kami hanya menginap 1 malam di sana. Sepanjang malam kami harus terus memantau kasus Lion Air 😦 ckckk..

Esok paginya pk.07.30 kami sudah checkout dan menuju ke Pelabuhan Tawun untuk hopping island ke Gili Nganggu, Sudak, dan Kedis. (Rencana awal sebenarnya kami berangkat dari Bangsal ke pantai-pantai di Lombok Selatan). Di Gili Nanggu acara snorkeling dan foto-foto, makan siang di Gili Sudak, dan foto-foto sebentar di Gili Kedis yang mungil.

CYMERA_20150221_220812

foto1

Pk.14.00 kami sudah kembali ke Pelabuhan Tawun, sempat hujan angin juga 😦 ternyata pas di jalanan banyak pohon tumbang 😮

Pk. 16.40 kami tiba di Pelabuhan Bangsal. Ternyata di sana public boatnya sudah tutup karena angin kencang tadi. Alhasil atas saran driver kami pindah lokasi dan menyewa speedboat, 15 menit menuju ke Gili Trawangan.

gilit

Sampai di sana sudah sore. Sebelum gelap, kami berfoto-foto dahulu baru makan malam.

Di Gili Trawangan, kami menginap di Le Pirate. Dapat dicapai 20 menitan dengan cidomo (Rp.100.000). Sayang sekali sudah malam, sehingga kami tidak bisa menikmati pemandangan secara maksimal huhu.. itinerary yang kacau akibat flight lagi-lagi membuat hati ini kecewa.

le le2 le3

lepirate room

Overall sebenarnya menyenangkan menginap di sini (Rp.500.000/malam) Hotelnya bersih. Walaupun tanpa AC, kipas angin cukuplah untuk ruangan kecil seperti beach box.

Hari ketiga, Pk.08.00 kami sudah berada di Pelabuhan Jeti untuk speedboat, ngaret sebentar menunggu jemputan. Akhirnya tiba juga.. Kamipun langsung menuju ke bandara. Mood yang sudah drop serta waktu yang agak mepet, sehingga kami tidak menyempatkan lagi mampir kemana-mana 😦 Kami tiba di bandara Pk.10.30 dan langsung checkin lalu mengurus cancelation di loket ticketing.

Perjalanan yang melelahkan secara mental. Banyaknya daftar tempat yang tidak bisa dikunjungi. Hanya bisa menghela napas.