Dream Cruise Singapura – Bintan – Singapura (Bonus Keliling Singapura)


Berhubung sudah berlalu lama, detail itinerarynya sudah nggak terlalu ingat duuhh memang saya harus nulis catatan pribadi ><

Ok, hari pertama tiba di Changi, sudah hampir jam 12 siang. Let’s go to Marina Bay Cruise Centre Singapore. Stop di Marina South Pier MRT. Dari sana, nanti jalan kaki mengikuti jalur yang sudah ada saja. Lumayan panjang sih. Tapi ada atap di sepanjang jalur pedestrian sehingga tidak terlalu panas. Dari sini, kalian sudah bisa melihat kapal yang berlabuh.

Mari menjajal kapal pesiar 3 Hari 2 Malam dari Singapura-Bintan-Singapura

Sampai di Marina Bay Cruise Centre, celingak celinguk lah saya. Tinggal ikuti saja masuk ke arah gedung. Ini patokannya. Nanti dari jauh sudah terlihat baggage check-in. Kalau kamu bawa koper, bisa ke sini dulu buat check-in kopernya. Jadi nggak perlu geret-geret koper sendirian. Nantinya koper kamu akan diantar di depan pintu kamar oleh staff. Tapi pastikan barang penting masuk ke tas tangan kamu. (Obat, baju ganti, baju renang, dll). Karena tas baru diantar menjelang malam.

Hari sudah menunjukkan sekitar jam 1 siang. Karena belum makan siang, jadilah kami makan dulu di dalam.

Masuk ke area check in, kita akan dibantu oleh staff di sini. Serahkan saja paspor dan bukti pemesanan. Nanti mereka akan menukarkannya dengan cabin card berwarna merah. Jadi nanti semua aktivitas di kapal akan dibantu dengan kartu ini. Misalnya membuka kunci ruangan, makan, sampai menonton show. Jadi disimpan baik-baik. Ibaratnya kartu inilah paspor alias tanda pengenal kita.

Setelah check in, kita diarahkan per grup untuk nantinya naik kapal. Jadi nanti saat sudah boleh boarding, kita akan dipanggil per kelompok untuk naik kapal. Saat naik, nanti ada petugas yang menyambut dan memberikan selebaran berisi bulletin news tentang jadwal acara, jam opening closing fasilitas, resto, shore excursion, dan semua detailnya di sini.

Oh ya, hampir lupa. Sebaiknya kamu download apps Dream Cruise dulu karena nanti kalau mau registrasi untuk nonton show atau cek gratuity/tip bisa daftar/cek dari apps. Ada biaya SGD21 gratuity/tip per orang per hari.

Sebaiknya jika kamu datang lebih awal biar bisa masuk kapal di grup awal. Jadi, mumpung masih sore dan sepiii, kamu bisa eksplor fasilitas dan keliling foto-foto dengan puas. Saya aja bolak balik naik turun main perosotan sendirian wkwkwk..

Fasilitas kapal sudah termasuk makan 3x buffet di beberapa restoran yang tersedia. Serta 2x snack yang siap bikin kamu gendut deh. Jadwal breakfast, lunch, dan dinner ataupun daftar restoran juga ada di brosur. Tersedia pilihan di The Lido (International Buffet), Dream Dining Room Upper (Chinese), Dream Dining Room Lower (Chinese), and Multi-function Room (International Buffet).

Kapal terbagi menjadi FWD, MID, AFT alias depan, tengah, dan belakang. Jadi misalnya 18 AFT, berarti kamu jalannya ke lantai 18 cari panah ke AFT

Untuk fasilitasnya, kamu tentu sudah tahu dong. Ada pool, jogging track, wall climbing, ping pong, berbagai show bisa kamu nikmati di sini. Makanya karena banyak fasilitas, kami sudah berencana di hari ke-2 tidak akan keluar kapal. Kami perhatikan juga ternyata tidak banyak yang keluar turun ke Bintan. Sepertinya banyak yang memilih menikmati fasilitas yang wahh di sini.

Sebaiknya kamu mengatur waktu yang baik sesuai dengan brosur yang ada. Jadi bisa maksimal. Jadi misalnya jam A-B: Breakfast, jam B-C: Main Pool, jam C-D: Foto-foto dan keliling, jam E-F: Menonton Show, dstnya. Saya sarankan menikmati show yang ada karena bagus-bagus. Mulai dari Sonio, China’s Got Talent, atau Some Like it Hot.

Bagaimana dengan check-outnya? Nanti bakalan ada pengumuman perihal jam dan group check-out. Oh ya, jangan lupa ambil paspor kamu pagi hari sebelum check-out. Nanti bakal ada suara loudspeaker dan announcement letter di kamar kamu. Atau kalau ada yang belum jelas, kamu bisa ke concierge untuk tanya-tanya. Kan sekalian mau bayar biaya tips, jadi aku sambil bayar, sambil tanya-tanya gitu biar lebih meyakinkan.

Bonus: Keliling Singapura

Bye-bye, cruise. Saatnya menjelajah daratan Singapura!

Setengah hari pertama dimanfaatkan untuk belanja di Bugis dan ke Marina Barrage. Tahu tempat ini dari instagram. Cocok buat duduk santai piknik sambil ditemani sunset. menjelang gelap, kami jalan kaki ke Helix Bridge sampai menikmati waterfront view di malam hari. Capekk juga haha..

view01.jpg

Kami menginap di Fort Canning Lodge (Dhoby Ghaut MRT). Tampak seperti model lama, namun positifnya lokasinya oke dan karena model lama, justru kamarnya model yang masih luas gitu. Dan dekat dengan lokasi foto instagrammable ini.

fort.jpg

Hari berikutnya, menjelajah Don Don Donki dan foto-foto di Library@Orchard. Keluar masuk mall di Orchard, ke Design Orchard, Little India, dan ditutup dengan mengunjungi Chinatown sambil ditemani gelapnya malam dan air hujan.

Eksplor Korea Lagi, 2019


Setelah lama males nulis, kali ini kayaknya perlu balik nulis buat self reminder histori perjalanan.

Diawali dengan promo Gledek Tiket.com tahun kemarin akhirnya tercapai juga musim semi ke Korea dengan harga 4.000.000/PP naik Asiana Airlines! Hahaha.. Dan itu kalau naik Asiana Airlines ga pakai transit juga. Jadi menghemat waktu dan tenaga.

Tiket PP Jakarta 4.000.000 + Hostel di Seoul 502.613 + Tiket PP Jeju 1.253.889 + Hotel di Jeju 1.308.814 + Airbnb 2.000.000 = 9.065.316 = 9 Juta

Jakarta to Seoul 12 April 23.45 – 13 April 08.55 Tiket.com
Seoul to Jeju 15 April 12:50 – 14:00 Traveloka
Jeju to Seoul 17 April 16:20 – 17:30 Traveloka
Seoul to Jakarta 21 April 17.15 – 22.15 Tiket.com

The Maru Guesthouse Seoul 13-15 April Traveloka
Co-Op City Hotel Seongsan 15-17 April Tiket.com
NG House Sinchon ro, Mapo-Gu, 17-21 April Airbnb

Yang mau booking pakai Airbnb pakai referral code saya dong


Day 1, 13 April 2019

Hari Sabtu 13 April pagi tiba di Incheon International Airport setelah sempat delay pas tengah malam.

Berhubung sudah agak kesiangan mengejar 3 tempat. Jadinya rencana berburu cherry blossom ditunda dahulu. Hari ini half day menuju ke Incheon saja. Selama dua malam ini menginap di The Maru, Seoul. Take AREX Train, Exit 15 Seoul Station. Begitu keluar sudah disambut pohon cherry blossom yay! Padahal ga ekspektasi bakal banyak cherry blossom. Sudah kepikiran spring bakalan lebih awal dan bakalan kehabisan cherry blossom di mid April. Tapi beberapa hari survey di Instagram, cherry blossomnya itu kayak masih ada yang bagus, ada yang udah mulai rontok, dan ada yang bahkan baru blooming, jadi beda spot, beda juga viewnya. Pengalaman pas tahun 2017 kemarin sih udah telat cherry blossom. Jadi kalau memang pengen hunting cherry blossom pastikan survey dari tahun sebelumnya buat patokan. Biasanya awal April lah amannya.

Soal suhu udara sekitar 15-19 derajat. Walau kadang kedinginan pas angin berhembus kencang tapi enak lah buat jalan nggak keringetan dan nggak cepat kehausan. Beda dengan jalan pas summer.

Back to itinerary. Hari pertama mengeksplor Sorae Marsh Ecology Park dan Tribowl. 

How to get there?

Pengalaman pertama naik subway ke area ini. Untuk ke Sorae Marsh Ecology Park bisa ke Soraepogu Exit 2 lanjut jalan kaki atau naik taksi. Saya suggest jalan kaki saja kalau kuat karena jalurnya jalan kaki biasa pedestrian gitu. Bukan jalur berliku yang naik turun bukit. Apalagi cherry blossom di sana lagi bagus. Bisa sekalian jalan sambil foto-foto. Jadi jalan 1 km ga berasa.

Tips! Gunakan Naver Map buat petunjuk arah. Di appsnya sudah lengkap bisa lihat dan pilih moda transport mulai dari naik taksi, subway, bus, jalan, atau sepedaan.

Baca juga pengalaman pertama ke Korea ketika belum kenal Naver Map haha.. Kala itu naik bus juga modal baca hangul yang pas-pasan dan nekad. Lha sekarang di Seoul busnya sudah ada subtitle Bahasa Inggris. Mantap dah.

Di Sorae Marsh Ecology Park ini, spot andalannya adalah windmill alias kincir angin yang instagrammable.

sorae ecology park

When you’re going solo, the best thing to bring is a tripod.. And the bluetooth camera shutter.

woninjae

Ini ceritanya pas transit di Woninjae, dari jendela tampak ada deretan pohon bernuansa pink. Jadinya langsung katro’ dan keluar subway dulu buat foto-foto di sini. Trus masuk lagi ke subway dengan kondisi kedinginan dan melanjutkan ke Tribowl.

tribowl

Spot iconic ini bisa dicapai dengan mudah dari Central Park Station tinggal ke Exit 3 dan tadaaa langsung kelihatan si mangkok raksasa ini.

Malamnya, balik ke The Maru, mampir beli makan di 7-Eleven. Oh ya belum review hostelnya ya. Di sini hostelnya dekat dengan 7-Eleven Cheongpa Jeil Branch yang berlokasi di lantai bawah. Sedangkan The Maru di lantai 3. Tempat ini cocok buat solo traveller yang mencari ruang private bukan dorm. Karena tersedia kamar mandi dalam makanya ini menjadi salah satu pilihan saat saya mencari penginapan. Sebenarnya ruangnya sempit dan kasurnya tidak senyaman hotel. Iya lah ya kan murah meriah. Siapin penyumbat kuping kalau kamu tipe yang sensitif sama suara berisik. Di sini juga ada dapur umum dan enaknya bisa pakai microwave atau kompor di sini. Ada roti buat sarapan dan ada water dispenser juga 😀 Bahkan ada mesin cuci yang bisa digunakan dengan syarat harus menghubungi resepsionis terlebih dahulu. Nggak terlalu perhatiin tapi tampaknya berbayar berapa won gitu kalau mau pakai.


Day 2, 14 April 2019

Pengalaman menarik kali ini nyoblos Pemilu di Korea. Dari Desember kemarin sudah daftar online di web sidalih ppln Seoul dan awalnya cuma kayak iseng coba-coba deh. Kali aja bisa. Soalnya kan saya turis sedangnya di Google Form ada kayak alamat Korea gitu sedangkan Desember saya belum ada rencana stay di mana. Tapi ternyata pas dicek, nama saya sudah terdaftar! Yes! Jadilah nyoblos di KBRI.

Dan pengalaman kali ini ke Korea jadi sering naik bus gitu haha.. Ada kemajuan lah dah nggak selalu bergantung pada subway. Hari ini malah rutenya naik bus semua soalnya yang efektif dan kebetulan nggak ribet transit.

 

bus seoul

Sebenarnya naik bus mudah! Ikuti petunjuk jalan kaki dari Naver Map dan periksa di bus stopnya ada nama dan nomor ID. Jika sudah benar tinggal tunggu nomor bus tiba. Bahkan ada patokan tiba berapa menit lagi.

bus ijo.jpg

Kali aja ketemu Rogi atau Tayo seperti saya di jalanan random gini beberapa kali lihat Tayo sama Rogi

First stop adalah ke KBRI di daerah Yeouido. Seoul diguyur hujan hari ini tapi dengan semangat 45 tetap menerjang ke KBRI. Sesampai di sana ternyata ramai antrian untuk slot tambahan. Slot tambahan cuma bisa nyoblos jam 5 sore kalau ada sisa surat suara. Sebelum jam 12 siang saya sudah selesai dan melipir ke Yunjungno (윤중로), lunch Saboten, dan lanjut ke Seoul Forest (서울숲). Karena masih sore, jadi masih bisa ke Yangjae Citizens’ Forest duduk-duduk santai. Cakep pemandangannya. Masih bisa lihat view cherry blossom di tiga spot ini.

Ternyata banyak spot cherry blossom ya di Seoul. Rajin-rajin browsing atau cari di Instagram deh. Bukan hanya daerah Yeouido atau Seokchon Lake doang.


Day 3, 15 April 2019

First time ke Jeju.
First time naik pesawat dari Gimpo. Ada beberapa ahjumma ngajak ngobrol. Dah dibilang bukan orang Korea. Ditanya lagi jadi dari mana? Dijawab Indonesia, mereka malah kayak ngobrol pernah ke Vietnam atau gimana gitu kaga ngerti lah. Awkward smile aja lah. Selama di sini, udah berapa kali diajak ngomong orang Korea ya.

Balik lagi ke itinerary. Karena keterbatasan waktu jadi cuma explore daerah Seongsan tempat saya menginap. Tepatnya di Co-Op City Hotel, Seongsan. Setelah bersempit-sempitan di Seoul, kali ini berluas-luasan di Jeju karena kamar saya diupgrade. Tapi yahh cuma sendirian.

Mengeksplor semua spot di Jeju butuh waktu panjang. Rasa-rasanya di sisi utara timur barat selatan ada spot semua dan jauh-jauh jadinya banyak waktu yang dibutuhkan. Selain itu ternyata menunggu bus di Jeju kadang suka lama. Contohnya pas dari Jeju International Airport ke hotel. Itu nunggu bus 111 ada deh 40 menitan. Trus nunggu bus 295 mau ke Seopjikoji juga nggak datang-datang alhasil dah makin sore, saya naik taksi sekitar 5.000-6.000 won menuju Seopjikoji. Pulangnya untuk ada taksi yang lagi ngetem di parkiran. Nggak kebayang deh kalau naik bus itu bus stopnya lumayan jauh dari Seopjikoji. Berliku dan berangin pula. Bbrrr.. Dinner di Willara Fish and Chips lalu kembali ke hotel.


Day 4, 16 April 2019

Setelah semalaman bingung menyusun itinerary hari ini, sambil makan cokelat Ghana yang nikmat. Akhirnya dapat ide. Tadinya mau sunrise di Seongsan Ilchulbong baru ke Udo Island. Tapi setelah dipikir-pikir mending eksplor Udo Island dari pagi. Biar puas. Jadinya sore deh baru ke Seongsan Ilchulbong. Pas sore juga di sana ternyata ada haenyeo show. Alias para wanita laut di Jeju. Umur mereka udah nggak muda tapi masih kuat lho! Salut!

First, bahas Udo Island ya. Naik bus ke Seongsan Hang. Alias Seongsan Port di ujung. Sampai sana ikutin aja orang jalan ke port. Ingat ketika masuk langsung ke meja untuk isi form pembelian tiket. Cukup tulis nama, jumlah penumpang, gitu-gitu. Bawa kertas ke loket dan bayar deh 8.500 Won PP Pulau Udo di Cheonjinhang. Perhatikan jam kapalnya balik ya. Nanti bakal dikasih tahu kok sama ahjumma yang jaga loket tiket. Saya sampai sana jam 9.20 gitu. Tadinya mau beli yang jam 10.30 karena saya pikir 9.30 sudah habis. Ternyata kata ahjummanya ambil 9.30 saja pas kapalnya lagi naikin penumpang. Langsung deh habis bayar lari-lari ke belakang. Dengan Bahasa Inggris Korea alias logat Konglish lumayan lah saya bisa bertransaksi sampai akhirnya tiba di Udo cuma 15 menitan sih.

Tadinya mau sewa sepeda. Sudah cari info di blog-blog orang soal kisaran harganya tapi akhirnya sampai sini naik bus aja karena tas cukup berat bawa tripod. Naik bus 5.000 Won. Caranya nanti sampai di terminal, cari bus stop di arah kiri. Ada loketnya. Saya diarahkan naik bus kecil putih ini. Nggak ngerti bedanya sama bus gede tapi ya ngikut-ngikut aja lah. Nanti kita diturunin di tiap spot wisata gitu. Jadi jalurnya memutar mengelilingi pulau. Di tiap spot ada bus stopnya jadi kalau sudah puas di spot 1 mau ke spot 2 tunggu aja lagi di bus stop tadi sambil pegang tuh tiket bus buat bukti tiap kali naik bus.

Udo, (also called U-island, since do means island) is located on the northeast of Seongsan-ri, 3.5 kilometres (2.2 miles) off the coast of Jeju, South Korea. This is the largest of the islands included in Jeju City.[1] Udo, literally “Cow Island” in Hanja, has this name because it looks like a cow lying down. The whole of Udo is a lava plateau and a fertile flatland where major agricultural products such as sweet potatoes, garlic, and peanuts are produced. There is a parasitic cone, called soeui meori oreum in native Korean or udubong (牛頭峰) in Hanja (both mean “Cow’s Head Peak”), in the southeast. Source: Wikipedia.

Saya nggak ingat nama-nama spotnya. Yang pasti ada Seobin Baeksa alias Popcorn Beach.

popcorn beach udo.jpg

Want some popcorn?

Lalu di dekat spot berikutnya ada ladang canola gitu. Jadinya saya jalan kaki lanjut ke light house yang juga nggak tahu apa itu namanya. Sampai ke spot halte bus berikutnya Hagosudong Beach yang memiliki icon patung haenyeo alias sea woman. Trus ada ke Biyang-Do. Saya nggak tahu ada apa tampaknya tidak menarik dari luar. Mampir ke Geommeolle Beach juga dan yang saya nggak ngerti adalah pas di Udobong ada yang ngomong teriak-teriak dari jauh di area parkiran gitu nggak ngerti dia bilang apa tapi para orang Korea masuk lagi ke bus. Jadinya saya ikuan juga balik lagi ke bus. Nggak jadi deh lihat pemandangan ke Udobong. Entahlah apa yang dikasih tahu sama orang di area parkiran itu. Akhirnya balik ke Cheonjinhang menuju kapal kembali ke Jeju dan lanjut deh ke Seongsan Ilchulbong dengan bus.

Di sini pengalaman unik lagi. Pas di Seongsanhang alias Seongsan Port kan halte bus terakhir. Jadi busnya pada ngetem. Sopir bus yang akan saya naikin masih duduk istirahat di bus. Trus saya lihat ada dua orang yang udah boleh masuk bus. Daripada dingin, saya juga ikut nanya “ahjussi, Seongsan Ilchulbong?” Trus dibolehin masuk bus. Tapi karena bus belum menyala jadi belum bisa tap T Money. Ehhh.. Pas bus udah nyala dua orang yang naik sebelum saya mau tap T Money, ahjussinya kayaknya bilang nggak usah gitu trus mereka ngobrol sambil ketawa. Saya juga mau ikut ngetap ditepis. Seolah dibilang nggak usah bayar. Saya bingung kenapa. Nggak ngerti mereka ngomong apa sih. Tapi penumpang berikutnya naik pas bus udah nyala dan mereka tap T Money seperti biasa.

Pas turun di Seongsan Ilchulbong, dua penumpang tadi yang gratisan juga turun di sana. Memang cuma 1x stop sih mungkin digratisin sama ahjussi karena lagi good mood, lagi happy, atau karena muka kami misqueen sampai-sampai digratisin. Whatever lah. Thanks ya ahjussi, kamsahamnida~

seongsan ilchulbong

HTM ke Seongsan Ilchulbong adalah 2.000 KRW. Dengan 2.000 Won kita bisa menjelajah seluruh area naik turun tangga sampai lemah lutut. Tapi saya sih nggak sanggup lihat tangga di ujung nun jauh di mata. Cuma ke spot utama foto-foto dan lihat hanyeo. Tadinya mau ke Sangumburi tapi astaga nunggu bus tanpa arrival info itu bagaikan digantung. Mau nunggu sampai kapan tanpa kepastian. Sedangkan lokasi lumayan jauh nanti pas balik udah gelap. Akhirnya saya memutuskan ke kantor pos saya. Menyeberang sebentar dan kirim kartu pos ke diri sendiri haha.. Stamp sama postcard seharga 430 Won. Setelah itu makan kimbab 3.000 Won dan keliling bentar sebelum kembali ke hotel. Karena kemarin sudah malam dan sudah gelap, jadinya hari ini saya ke rooftop karena katanya dari rooftop bisa lihat Seongsan Ilchulbong. Mumpung masih belum gelap, saya lihat memang tampak Seongsan Ilchulbong dari sini.

Selebihnya saya berleha-leha saja di Hotel. Di sini juga ada 7-Eleven di dekat lobby. Jadi bisa jajan dan makan di ruangan sambil nonton TV.


Day 5, 17 April 2019

Kembali ke Jeju. Sampai airport kepagian gitu haha.. Baru bisa check in 2 jam sebelum flight. Jadinya saya makan dulu deh di lantai atas.

grilled mackarel

Enakkk

 

Di sini nemu Grilled Mackarel 12.000 Won. Padahal biasanya 15.000 Won. Ternyata enak dan banyak isinya. Dicocol sama kecap dan wasabi itu nikmat dah. Ga menyesal makan di sini.

Sampai di Seoul, sudah ada gengs di sana. Setelah mampir dan letakkin koper, langsung jam 16.30 sudah tiba di Gyeongui Book Line tempat bersantai di Hongdae Exit 6/7 situ. Foto-foto di spot favorit. Duduk santai. Baru deh balik ke Airbnb. Ternyata di Seoul hari ini suhunya sampai 20 derajat celcius gitu. Setelah buru-buru dan angkat-angkat koper baru deh berasa ada keringat sedikit setelah berhari-hari kedinginan haha..


Day 6, 18 April 2019

Breakfast dekat tempat menginap. Enak sih dan pemiliknya ramah. Dari NG House jangan jalan ke kiri ke subwah Hongdae, tapi ke kanan. Nanti ketemu jalan gede ke kiri sedikit. Pesan di mesin.

Hari ini ke Byeokje, utaranya Seoul. Ini hidden gem instagrammable spot buat foto-foto di Byeokje Abandoned Railway Station. Yay! Berhasil menemukan lokasi ini didukung bantuan petunjuk arah dari IG-ers. Ternyata cukup mudah menemukan lokasi ini. Dari bus stop tinggal cari rel kereta seperti foto di bawah ini dan ikuti saja ada kanan dan kiri, spot tunnel dengan background Bukhansan dan stationnya.

EDIT1555634770008MALAM4.jpg

Edit dulu biar ala-ala IG-ers Korea banyak yang post begini

Setelah naik bus sekitar 1,5 jam, kita bisa ke abandoned railway ini bebas foto-foto. Katanya sih kadang bisa ramai dengan locals yang foto-foto di sini. Untungnya datang ke sini pas weekday jadi sepi. Puas deh foto-fotonya.

Setelah makan di CU, berikutnya ke Myeongdong. Seperti biasa di sini tujuannya belanja dan jajan-jajan.


Day 7, 19 April 2019

Karena member gengs ada yang pengen foto-foto canola, jadinya kami ke dekat Gwangmyeong Bridge. Berdasarkan blog orang, nanti keluar dari Guil Station Exit 1 ke kanan ada kayak jembatan lewatin lurus saja nanti ke kiri ikutin jalur sepeda. Di kiri jalan ada tulip. Lurus saja lagi untuk ke canola field. Jalannya cukup jauh jadi siapkan sepatu yang nyaman.

Terutama tujuan berikut ke Anyang Art Park lebih jauh lagi jalannya. Dari halte bus 02 menuju spot-spot art installations dan antar course itu jauh-jauh. Jadi butuh waktu berjam-jam untuk eksplor. Senangnya sih di sini masih ada cherry blossom yang full bloom. Bunganya masih lumayan rimbun. Spot instagrammable ini juga saya temukan dari hasil kepo di instagram.

For more pics: Anyang Art Park

makan di cu korea

Banana milk hijau original lebih enak dari biru dan pink. Trus ini mochi di CU enakkk. Recommended deh.

Potterhead, mana suaranya? Di Hongdae ada cafe King Cross yang marak di instagram beberapa waktu kemarin ini.

kingscross

Tapi nggak masuk ke dalam deh. Cuma numpang foto dan lanjut dinner berat di resto fried chicken. Tau sendiri porsi di sini langsung gede gitu jadi bikin kenyang.


Day 8, 20 April 2019

Walaupun pulang Minggu tapi hari ini adalah hari terakhir puas-puasin jalan-jalan.
Where did we go?
Marhen J (tas yang lagi hits banget di jejaring jastip)
Yeonnamdong 223-14 (cafe yang terkenal dekor ala komik “W” dan ternyata spot rooftopnya baru dibuka Mei. Hiks.. Ga jadi foto di rooftop deh)

yeonnamdong w.jpg

Yeonnamdong 223-14n

C.Through (berhubung nggak ngopi jadi pesannya vanila milk yang creamy banget serasa minum campuran santan)
Pojangmacha/Pocha (akhirnya kesampaian makan tenda orange yang biasa di drama-drama itu. Area populernya di Jongno 3-ga exit 4. Nah itu kan seatnya nggak banyak jadi udah pada full ternyata pas jalan lurus menyeberang di dekat exit 8 masih kosong dan ada menu bahasa Inggris. Ada ayam, pork, seafood dengan kisaran 12.000-15.000 Won)

pocha.jpg

Belanja oleh-oleh di Lotte Mart Seoul Station Exit 1


Day 9, 21 April 2019

Kembali ke kehidupan nyata.

[Resensi] The Vegetarian by Han Kang


9780553448184.jpg

Before the nightmare, Yeong-hye and her husband lived an ordinary life. But when splintering, blood-soaked images start haunting her thoughts, Yeong-hye decides to purge her mind and renounce eating meat. In a country where societal mores are strictly obeyed, Yeong-hye’s decision to embrace a more “plant-like” existence is a shocking act of subversion. And as her passive rebellion manifests in ever more extreme and frightening forms, scandal, abuse, and estrangement begin to send Yeong-hye spiraling deep into the spaces of her fantasy. In a complete metamorphosis of both mind and body, her now dangerous endeavor will take Yeong-hye—impossibly, ecstatically, tragically—far from her once-known self altogether.

Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Penerbit Baca. Saya jadi kenal buku menarik dari penulis Korea berkat Penerbit Baca. Setelah wara-wiri dan sering melihat buku ini dibeli orang, maka saya ikut tertarik membaca buku ini. Sambil nabung buat beli The Hole dari Penerbit Baca, saya membaca versi Inggrisnya “The Vegetarian”.

Buku ini menceritakan Yeong Hye, seorang wanita berkeluarga yang tampak memiliki hubungan biasa saja dengan suaminya. Sampai pada suatu ketika Yeong Hye berubah drastis menjadi vegetarian secara tiba-tiba. Semua daging bahkan telur di kulkas dibuang habis. Ketika suaminya bertanya, ia hanya menjawab: “I had a dream.” Betapa ngeri mimpinya sampai-sampai terbawa ke kehidupan sehari-harinya hingga akhirnya menjauhi daging? Bagaimana keputusan mendadak ini mempengaruhi hubungannya dengan keluarganya?

Dengan genre psychology/thriller/drama, kiranya orang-orang yang suka genre semacam itu dalam film lepas Korea, tentunya akan ikut terhanyut dalam buku bacaan ini. Saking penasarannya, tiga bab cerita saya habiskan dalam satu setengah hari.

Bab pertama adalah sudut pandang suami Yeong Hye. Bagaimana Mr. Cheong menanggapi perubahan drastis istrinya yang semakin kurus lunglai sampai akhirnya ia merasa harus memberitahu keluarga Yeong Hye untuk membujuk Yeong Hye agar kembali ‘normal’. Akhir bab ini ditutup dengan tindakan mengejutkan Yeong Hye dihadapan keluarganya.

Selain bab pertama, ada bab dua dan tiga yang kembali diisi oleh sudut pandang orang lain. Tidak ada sudut pandang Yeong Hye di sini. Namun, saya tidak akan spoiler mengenai apa saja yang dibahas dalam setiap babnya. Biar lebih seru kalian harus baca sendiri.

Alur cerita, kalimat demi kalimat membuat kita meresapi setiap adegan demi adegan mulai dari slow pace sampai intens.

Apakah yang menghancurkan diri Young Hye? Mimpi buruk yang terus menghantuinya? Keputusan ekstrim untuk mendadak vegetarian? Atau memang mentalnya yang bahkan membuat dokter geleng kepala?

Saya sendiri lebih familiar dengan karya film Korea bergenre seperti ini. Saya sendiri menikmati film-film Korea tersebut walaupun kadang kata orang genre semacam ini adalah genre yang bisa membuat perasaan kita jadi tidak enak. Oh ya, akhir kata. Ini adalah buku dengan cerita yang mengandung unsur dewasa ya.

What is Your Worst Shopping Experience? Here’s Mine: Nama Studios!


Jarang-jarang banget nulis review kayak gini. Nggak pernah malah. Tapi saking buruknya pengalaman bersama NAMA Studios. Keki banget jadilah tertuang kekesalan ini dalam tulisan.

Diawali Bulan Februari, ada promo diskon pre-order tas selama tiga bulan. Jadi selama tiga bulan kita akan menunggu sampai pesanan kita ready. Namun 3 bulan itu cuma mitos alias delu aja. Karena sudah 5 bulan, tas itu tak pernah jadi sampai tulisan ini tayang.

nama.png

Kilas Balik

Di Bulan Mei sesuai dijanjikan pun tiba. Tepatnya akhir Mei, baru ada email notifikasi tas udah di pihak ekspedisi namun tidak ada resi. Alasannya ada banyak tas yang dikirimkan. Nanti akan menyusul bertahap (Hmm masih fine ya. Masih nunggu dengan sabar lho selama tiga bulan itu ga sekalipun saya ngerecokin Nama). Sampai pada akhirnya dari Mei ke Juni sudah dua minggu belum ada updatean resi. Lha tas saya ke mana masa di pihak ekspedisi JNE terbengkalai selama dua minggu belum dicetakin resinya. Udah janggal tuh. Trus selang Lebaran berdalih alasan libur Lebaran, maka mungkin JNE akan mengalami keterlambatan. (Kembali membuang kesalahan ke JNE). Abis libur Lebaran tuh Bulan Juni saya akhirnya follow up. Dikasih link terms and condition intinya Nama boleh melewati batas waktu PO dan customer harus siap dan rela digituin sama Nama. (Di sini udah keliatan berarti Nama menggunakan point itu agar bisa sesuka hati delay). Kalau ada yang nanya, maka cuma akan dibalas berupa link T&C tersebut.

Teman saya yang pesan tas Nama kan ada beberapa. 1 model yang dipesan 1 orang sudah sampai itupun abis Lebaran. Yang sisanya beberapa orang masih menunggu. 1 orang akhirnya pickup [memang dia pilih merode pickup] dan ternyata sampai di sana tas warna pesanan dia KOSONG dan ditawari ganti warna. Dikorek dari info dari staff lapangan bahwa memang tas pesanannya ada yang kosong. Artinya tas saya dan teman lain yang belum sampai kemungkinan besar memang belum ada. Alasan sebulan berada di JNE hanya BOHONG. (Parah lho masa dibuang ke JNE merusak nama baik usaha orang lain). I’m shocked.

Mendengar info tersebut. Saya kembali follow up dan lagi-lagi mendapat jawaban SOP. Saya pun minta solusi. Sedangkan teman saya yang satunya bilang, dia sudah marah-marah kata dia kalau disuruh nunggu, dari 3 bulan. 4 bulan, 5 bulan, lama-lama 6 bulan. Dia mau dapat double pesanannya karena double dua kali lipat waktu nunggunya. Barulah pada saat keesokan harinya dikirim pakai JNE dan diganti dari REG ke YES.

Sampai saat ini sudah pertengahan Juli. Akhirnya sudah 5 bulan belum ada itikad baik dari Nama. Saya sudah minta refund dan katanya akan diproses 2 hari kerja. Tapi ini sudah lebih dari dua minggu dari sejak saya kasih nomor rekening. Saat ditanya ke CS jawabannya disuruh email ke bagian payment. Namun email saya tidak pernah dibalas dari 5 hari yang lalu. Amazed.

*Update akhirnya setelah mengirimkan email saya cc ke semua email mereka, agar tidak dilempar-lempar. Saya pun menerima email dengan status pesanan canceled dan uang diproses refund.

It’s the worst shopping experience ever.


Di saat bersamaan lagi BT sama Nama. Kiriman paket aku dari NBCUniversal SG baru saja tiba dalam 1 hari kerja kemarin. Guess what. Jadinya kepikiran membandingkan pelayanan antara kedua perusahaan ini. Saya konfirmasi alamat pengiriman Hari Jumat siang, Sabtu sore tiba! Kece badai! Padahal dari Singapura dan biasanya setelah konfirmasi mereka butuh beberapa hari kerja memproses. Tapi ternyata way faster than I expected.

 

Busan and Seoul for Summer


Hello, Busan!
First time in Busan. Mendarat di Gimhae Int’ Airport, cukup naik limousine bus. Harganya memang lebih mahal daripada subway. Tapi dengan naik limousine bus ini, kami tidak perlu transit dan geret-geret naik turun subway station. Tinggal duduk manis sampai di Seomyeon Lotte Hotel bus stop, lalu jalan kaki 5 menit ke Hansol Polaris (Airbnb) tempat kami menginap. Dari bus stop pas celingak celinguk sudah kelihatan gedung Hansol Polaris yang menjulang tinggi.

Limousine Bus *Domestic/International Terminal 1st Floor Bus Stop 2* (6,000Won- 35min)
Rute:
International Terminal – Domestic Terminal-Baek Hospital Sageori – Gaya Homeplus – Gaya Hyundae Apt- Seomyeon Lotte Hotel-…

Selama di sana apps yang digunakan adalah Naver Map yang memiliki rute by bus/subway/kendaraan pribadi/ataupun jalan kaki. It works really well. Mau ke mana-mana tinggal buka Naver Map saja.

Dan baru tahu info cara naik bus di Busan. Kalau di Seoul kan kita naik dan turun tap T-Money. Di sini, ternyata tidak perlu tap saat turun bus. Kecuali kalau kita mau transit. Misalnya kita naik bus 111 dari stop 1 lalu turun di stop 2 (hanya transit) untuk pindah naik bus 122. Maka kita bisa dapat diskon. Saya kurang ingat berapa perhitungan diskonnya dan masa waktu transitnya. Tapi ada infonya di web resmi mereka.

 

DAY 1: Rabu, 13 June

TAEJONGDAE
Look for the Bus Stop for Bus No. 88 nearest you. Alight at the last stop in front of Taejongdae.
Walk from Hansol Polaris 12 min 779m
Board: Seomyeon Stop 05-240
Take Bus: 66 or 88A
Arrive at Taejongdae Ocheon. Continue walking 7 min 455m

The bus journey ifself is around 55-60 minutes and the bus should come every 10 minutes.

Di sana ada yang namanya Danubi Train, si kereta lucu yang bisa mengantar kita keliling area Taejongdae. Jadi nggak usah susah-susah memaksakan diri jalan kaki.

Danubi Train Course (Individuals: Adults 3,000 won). Beli di loket yang tersedia.

taejongdae

Lighthouse

HAEUNDAE
Walk from Taejongdae 6 min 432m
Board: Garage Stop 04-024
Take Bus: 101
Get off and Board from: Jungangdong (Jungang) 01-041
Take Bus: 1003
Arrive at Haeundae Beach Stop. Continue walking 3 min 195m.

Pantainya sendiri sebenarnya biasa. Hanya saja di Haeundae ini banyak resto-resto yang bisa dicoba.

CAFFE CUOIANO
Jeonpo exit 8 go straight, Toyoko Inn Busan Seomyeon on the left, but we turn right
Tiramisunya enak. Jadi inget pas jalan kaki di sini, nemuin credit card yang jatoh di trotoar. Ntah apakah ditemukan pemiliknya atau diambil orang lain, yang jelas sih pas balik tiba-tiba udah nggak ada tuh credit card.
Di Jeonpo ini juga ada Jeonpo Cafe Street yang cocok untuk kalian yang suka mengunjungi cafe-cafe mungil nan cantik.

 

DAY 2: Kamis, 14 Juni

GAMCHEON CULTURAL VILLAGE
From Toseong Station, kita bisa naik local bus tapi katanya sering penuh jadi kalau mau lebih nyaman dan mengejar waktu bisa naik taxi. From Toseong Subway Station continue by taxi. The taxi fare is around 3,300 won. Taxi drivernya ngebut bo! Pengalaman baru nih naik taksi di sini. Btw, siap-siap ngantri foto sama si Little Prince ya.

terciduk.jpg

Terciduk

Di sini kalian bisa beli peta mural map seharga 2,000 won.

JAGALCHI FISH MARKET
Jagalchi Station (110), Exit 10

GUKJE MARKET / BIFF SQUARE STREET FOOD
Jagalchi Station Exit 7

NAMPODONG UNDERGROUND SHOPPING CENTER
Jagalchi Station Exit 8

GWANGBOKDONG Cultural & Fashion Street
Nampo Station (Busan subway line 111), Exit 1

YONGDUSAN PARK
Nampo-dong Station (Busan Subway Line 111), Exit 1

ROOF AND
Near main entrance Yongdusan Park (Cont Hotel 8th floor)

Tempat-tempat di atas berdekatan semua dan bisa sekaligus dikunjungi bersamaan. Tinggal cari direction di Naver Map. Untuk Jagalchi, Gukje Market, dan BIFF Square sih kami hanya numpang lewat saja. Nampodong juga ternyata fashionnya rada kurang oke ya. K-stylenya kurang deh. Jadi kami skip dan menuju Gwangbokdong yakni area Myeongdongnya Busan. Di sini memang mirip Myeongdong karena banyak toko-toko kosmetik seperti Etude, Nature Republic, Skin Food, dan lainnya. Selain itu ada Fila juga.

GWANGALLI BEACH
Memang kami sudah mengincar foto-foto malam di sini. Bad news saat lagi foto-foto, air ombak menerpa. Sepatuku basaaaahhhh fyuuhh..

gwang

Gwangandaegyo Bridge

DAY 3: Jumat, 15 Juni

KTX Busan to Seoul

Untungnya berangkatnya siang. Jadi punya waktu tidur dan packing yang cukup. Nggak buru-buru. KTX 128 Busan – Seoul (59,800Won)

Kalau bawa koper besar, carilah subway station yang punya eskalator atau lift. Seperti Seomyeon Station Exit 8/9 seingat saya sih kami lewat sana.

Sampai di Hongdae tempat kami menginap untuk menitipkan koper terlebih dahulu.

Setelah itu, kami belanja makanan di E-Mart yang ada di Yeongdeungpo Branch (Times Square) B2F/B1F. Note: E-mart closed on 2nd 4th Sunday.

E-Mart
Yeongdeungpo Station

Kami cukup lama berkutat di sana. Belanjaan makanan pun semakin menggunung. Dan bodohnya kami meletakkan semua belanjaan dalam satu dus besar. Jadi pas mau diangkat, itu dus berat banget. Harusnya kami pisah jadi dua dus kecil saja. Gara-gara ini, kami naik taksi untuk pulang ke Hongdae. Sekitar 7,000 Won.

Dannnn saat balik ke apartemen, ternyata host belum selesai bersih-bersih padahal sudah jam 5 lewat dan checkin time seharusnya jam 4 sore. Bikin BT kan. Tempatnya juga sempit. Kami ke sini karena faktor biaya dan lokasi dekat dengan exit 5 sih. Pertimbangannya exit 5 juga ada eskalator. Dari AREX jalan sedikit sudah ketemu exit 5. Dari exit 5 cuma jalan ke arah Seven Eleven, ikuti jalan ke arah gedung berbata merah, belok kanan.

EWHA
Ewha University Station
Mencari titipan lightstick di El Cube (Ktown4u) dan masker di Skinfood

DDP
Dongdaemun History and Cultural Park Station
Mencari titipan lightstick di El Cube (Ktown4u) dan masker di Tony Moly. Mampir di Migliore hanya sekedar muter-muter sebentar melihat-lihat baju.

 

DAY 4: Sabtu, 16 Juni

HANEUL PARK
Haneul Park ini bagian dari World Cup Park. Di Haneul Park terkenal Eulalia dan Cosmos Flowersnya. Lebih identik lagi kalau datang pas autumn kali ya karena saat summer eulalianya juga hijau tidak kuning kecoklatan.

jaga ladang.jpg

Jaga Ladang

World Cup Stadium Station (Seoul Subway Line 6), Exit 1. Kami pun mengikuti petunjuk dari blog yang kami baca. Follow the big road and turn left to cross the street at the 4-way intersection.
You’ll see the Haneul Park signage. Nah dari situ kami agak bingung dengan direction di blog. Untungnya ada Naver Map. Di sana ada info lokasi ticket counter admission 3,000 Won round trip Haneul Park. Nggak sanggup deh kalau jalan kaki. Mendingan bayar train.

TOKYO BINGSU MANGWONDONG

SIGOL BAPSANG ITAEWON

sigol.jpg

Nyammm

Banchan alias side dishnya sangat menarik untuk difoto. Lucu ya. Walaupun sedikit tapi variannya beranekaragam dan bikin kenyang juga kok.

NIGHT PHOTO around Cheonggyecheon Stream and Gwanghwamun.
Di malam minggu, Cheonggyecheon Stream ramai dengan night market dan di Gwanghwamun ternyata masih ada semacam peringatan Sewol Ferry accident.

gwanghwamun.jpg

Speednya > 15 detik ya dan tunggu sampai lampu hijau biar kelihatan cahaya kendaraan lewatnya

Ada beberapa orang lain yang juga hunting foto malam menghadap Gwanghwamun ini.

 

DAY 5: MINGGU, 17 JUNI

STARFIELD COEX Mall : Samseong Station (Seoul Subway Line 219), Exit 6. Follow the underground passageway connected to Starfield COEX Mall -> Located on floor B1-1F. Tahu kan tempat instagrammable cantik yang satu ini.

baca.jpg

Baca!

GANGNAM UNDERGROUND SHOPPING CENTER
Direction: Gangnam Station (Seoul Subway Line 222, Sinbundang Line), Exit 1 or 12.
Keliling-keliling nemuin tas dan celana di sini. Tapi untuk baju-baju kayaknya ga ada yang menarik di mata.
Oh ya di Gangnam ini juga ada Daiso.

DECIEM The Abnormal Beauty Company (Desiem)
The Ordinary
Direction: Sinsa Station Exit 8

NIGHT PHOTO around NAKSAN PARK
Pertamanya ke Ihwa Mural Village dulu. Tanjakannya astaganaga.Dari Hyehwa Station sebenarnya sudah tidak jauh lagi. Tapi tajakannya bikin ngos-ngosan. Saya lelaaahh. Langsung aja cus ke Naksan Park deh cari bangku duduk dulu. Setelah itu baru lanjut jalan lagi.

tripod.jpg

The Power of Tripod

DAY 6: SENIN, 18 JUNI

YONGMA LAND

Mangu Station Exit 1 lumayan jauh kalau jalan kaki. Jadi bisa naik taksi sekitar 3,000-4,000 Won. Entrancenya 5,000 Won. Tempat ini sepertinya cukup terkenal di kalangan lokal. Selain sudah jadi tempat lokasi pemotretan dan syuting, ajushi taxi driver juga bisa langsung tahu lokasi Yongma Land. Dia akan mengantar sampai ke jalan luar. Kita dikasih tahu jalan ke depan. Walaupun bahasa yang pas-pasan dan jurus kalimat “Saya bukan orang Korea/Hanguk saram anniyo” udah keluar, tetap saja ajushi ngajak ngobrol. Kurang lebih sih tahu ajushi nanyain oh dari negara mana? Pas dijawab Indonesia, dirinya kembali ngomong-ngomong pake Bahasa Korea. Teroooss terooss ajaaa wkwkwk.. Setelah itu kita masih harus jalan kaki lagi. Lagi-lagi dengan bantuan Naver Map. Kita sempat ragu karena kanan kiri pepohonan seperti hutan gitu. Tapi selang beberapa saat, kita sudah sampai. A tiny, failed, abandoned amusement park

carousell

Yongma Land

Jika di Busan, nemuin Credit Card. Di sini nemuin HP yang terbengkalai. Ckckck.. Sebelum pulang, kita balikin ke petugasnya.

MYEONGDONG
Keliling-keliling nemu juga baju yang kece buat dibeli. Makan di Yoogane dan foto-foto di STYLENANDA.

 

DAY 7: SELASA, 19 JUNI

05.28 first train from Hongik- Incheon (all stop train). Kirain bakal sepi karena masih pagi ternyata udah rame lho. Siap-siap cari tempat duduk biar nggak capek berdiri bawa koper.